PERNAHKAH Anda tiba-tiba dianggap aneh dan asing oleh lingkungan Anda saat Anda tiba-tiba berubah? Dari shalatnya bolong-bolong, tiba-tiba berusaha untuk selalu shalat fardhu berjamaah di masjid? Dari tatapan mata yang biasanya liar, tiba-tiba berusaha senantiasa menundukkan pandangan? Dari terbiasa bergosip-ria, tiba-tiba berusaha banyak diam demi menjaga lisan? Dari biasa rajin ke bioskop dan ke tempat hiburan, tiba-tiba rajin ke majelis ilmu? Atau Anda yang wanita, berubah dari bisa berpakaian seksi, tiba-tiba selalu berjilbab syar’i; dari gemar pacaran tiba-tiba menjaga jarak dari semua lelaki, dst?
Jika Anda diperlakukan demikian oleh lingkungan Anda, Anda pantas berbahagia. Sebab, sebagaimana sabda Nabi saw., “Sesungguhnya agama (Islam) ini amal mulanya dianggap asing (aneh) dan nanti akan kembali dianggap asing (aneh). Karena itu berbahagialah orang-orang yang terasing. Mereka adalah orang-orang yang senantiasa melakukan perbaikan terhadap apa saja yang dirusak oleh manusia setelah aku.” (HR at-Tirmidzi).
Dalam hadis lain Rasul saw. bersabda, “Al-Ghuraba’ (orang-orang aneh/terasing) adalah orang-orang shalih yang berada di tengah-tengah masyarakat yang buruk; yang mana orang-orang yang menentang mereka lebih banyak daripada orang-orang yang mengikuti mereka.” (HR ath-Thabrani).
Dari hadis-hadis di atas jelas, siapa yang disebut orang-orang aneh/terasing (al-ghuraba’) itu. Pertama, orang-orang aneh/terasing itu adalah orang-orang shalih yang taat kepada Allah SWT di tengah-tengah masyarakat yang banyak bermaksiat kepada-Nya. Kedua, orang-orang aneh/terasing itu bukan hanya shalih (baik), tetapi mushlih (yakni biasa melakukan perbaikan-perbaikan atas perkara agama apa saja yang telah dirusak oleh masyarakat). Ketiga, orang-orang aneh/terasing itu lebih banyak ditentang oleh orang-orang daripada diikuti. Tentu, ini sangat mudah dipahami. Orang-orang yang terbiasa bermaksiat, misalnya, akan mengikuti orang-orang yang biasa bermaksiat juga; tak akan mengikuti orang-orang yang taat. Para pelaku kemungkaran akan menentang orang-orang yang melakukan amar makruf nahi mungkar terhadap mereka.
Mereka inilah orang-orang yang dicemburui oleh para nabi dan para syuhada karena kedudukan mereka yang istimewa di sisi Allah SWT (HR al-Hakim).
Alhasil, kita tak perlu takut dianggap aneh atau asing oleh orang lain. Justru kita harus merasa bangga.
Wa maa tawfiiqii illaa bilLaahi ‘alayhi tawakkaltu wa ilayhi uniib.
Arief B. Iskandar
(Khadim Ma’had Wakaf Darun Nahdhah al-Islamiyyah Bogor)
===============================
📲 Yuk Beramal Jariyah : berbagi.link/amaljariyah
➡ Yuk Gabung Di Channel Telegram : https://t.me/pesantrendarunnahdhah
Raihlah Pahala Jariyah dengan menyebarkan konten Dakwah ini sebagai bentuk partisipasi & dukungan anda untuk Dakwah Islam.